Satu bulan terakhir, saya kembali menjadi diri yang sesungguhnya: malesan. Nggak tahu karena apa, selama dua minggu tuh bangun dari kasur selalu jam delapan pagi. Hidup acak-acakan banget pokoknya. Kaya hati.
Eh.
Parahnya sih, jadwal makan saya jadi nggak teratur. Karena sejak pindah di kos baru kan selalu masak, jadi urusan perut beres lah. Tapi selama dua minggu belakangan emang saya dan partner kos, Memey, jarang ngobrol dan ber-ghibah. Pulang kantor sama-sama langsung masuk kamar, besoknya saya bangun pas Memey udah berangkat kerja. Entah karena kita sama-sama sibuk atau memang sudah lelah dengan prahara kehidupan ini (APA!!). Sampai akhirnya, Memey mergokin saya malam-malam makan nasi pakai sosis yang digoreng di rice cooker (selama ini kita masak pakai kompor gunung dan kompornya sempat njeblug gitu jadi yaudah itu alasan kita nggak masak juga sih). Udah, diketawain habis-habisan saya. Ya gimana, mager kan mau keluar mana lagi mengejar deadline. Akhirnya malam itu juga kita kembali berikrar untuk kembali pada jalur hidup yang benar.
“Pokoknya kita harus masak lagi!!”
Eh.
Parahnya sih, jadwal makan saya jadi nggak teratur. Karena sejak pindah di kos baru kan selalu masak, jadi urusan perut beres lah. Tapi selama dua minggu belakangan emang saya dan partner kos, Memey, jarang ngobrol dan ber-ghibah. Pulang kantor sama-sama langsung masuk kamar, besoknya saya bangun pas Memey udah berangkat kerja. Entah karena kita sama-sama sibuk atau memang sudah lelah dengan prahara kehidupan ini (APA!!). Sampai akhirnya, Memey mergokin saya malam-malam makan nasi pakai sosis yang digoreng di rice cooker (selama ini kita masak pakai kompor gunung dan kompornya sempat njeblug gitu jadi yaudah itu alasan kita nggak masak juga sih). Udah, diketawain habis-habisan saya. Ya gimana, mager kan mau keluar mana lagi mengejar deadline. Akhirnya malam itu juga kita kembali berikrar untuk kembali pada jalur hidup yang benar.
“Pokoknya kita harus masak lagi!!”
“Kita harus hidup sehat dan hemat!!”
Well, namanya juga orang Indonesia. Kira-kira seminggu setelah berikrar baru kita mulai masak lagi, itupun setelah Memey beli kompor baru dengan harga ratusan ribu.
“Pokoknya kita harus masak! Duitku udah habis buat beli kompor jadi kita harus hemat!”
LAH.
“Kenapa nggak beli kompor yang murah aja sih Mey.”
“Aku suka yang ini. bagus!”
Okelah, karena saya juga orang yang mudah heran, apalagi sama kompor gunung (karena Memey buka bisnis penyewaan alat gunung, saya jadi sering melihat beberapa bentuk serta keunggulan kompor gunung dan bikin saya histeris. Ya, saya senorak itu.), malam itu saya mengamini kompor baru yang mahal memang bagus dan modern. Akhirnya, kita mulai masak lagi sejak saat itu. urusan perut dan dompet pun kembali aman.
Alhamdulillah.
Omong-omong soal memasak, sebenarnya saya bukan tipe perempuan yang bisa masak. Di rumah tuh nggak pernah dibiasakan karena masakan mamah udah paling juara. Semua jenis masakan bisa diolah sendiri dengan rasa yang super enak, jadi mamah nggak perlu lagi bantuan dari anak cewenya yang ngulek aja lemah.
“Maaah pegel”
“Lah, cuma ngulek doang pegel.”
“Liat nih tangan aku kecil begini, ya pegel jadinya.”
Dan keributan itu terjadi sepanjang saya di rumah karena mamah nggak akan kapok menyuruh anaknya ngulek.
Sampai akhirnya tahun 2014 lalu, saya harus KKN dan masak sendiri. Mau nggak mau, saya latihan masak. Yes, karena hidup memang selalu memberikan kesempatan untuk mencoba hal baru. Beruntung, saya satu tim dengan seorang perempuan muslimah idaman setiap pria untuk dinikahi karena pinter banget masak. Sedangkan satunya lagi, nggak jauh beda sama saya. Kita berdua tuh lebih suka gotong royong cuci piring daripada disuruh masak HAHAHA. Jadi, sepanjang masak paling-paling kita cuma ngupas-ngupas bawang, ngulek-ngulek, dan melakukan kegiatan yang tak berfaedah lainnya. Tapi, bulan kedua, tim masak diubah cowo-cewe. Wah kiamat. Dengan sinyal pas-pasan di desa, tiap hari tuh lebih lama nunggu internetnya loading buat searching bahan dan cara membuat daripada memasaknya. Tapi, berhasil sih masakannya. Asal mau berusaha pasti bisa kan ya. Alhamdulillah.
Nah, selama peristiwa masak-memasak di KKN itu, ada satu hal yang selalu menemani tim masak saya: lagu Mr. Chu dan No No No dari girlband Korea Apink. Pfffttt. Rupa-rupa anak KKN emang selalu ada aja, dari penggemar lagu indonesia, Barat, Dangdut, sampai Korea. Dan perempuan muslimah idaman setiap pria untuk dinikahi karena pinter banget masak yang harusnya dengerinnya lagu nasyid tercemar virus lagu Mr. Chu dan No No No!!!!!!! Nggak ngerti lagi. selama hampir dua bulan lagu Apink selalu terdengar, sedangkan saat itu saya bukan penggemar Korea banget. Tapi lagu itu sukses bikin saya suka Apink sih. Dan, Apink akhirnya jadi girlband favorit pertama saya. Sama halnya kaya Shinee yang jadi boyband favorit pertama karena dicekokin lagu Amigo sama temen. Sekitar tahun 2009 diliatin video klip Amigo dan langsung suka Shinee, terus asal milih bias yang adalah Onew. Pada saat makhluk hidup di dunia ini bahas Suju dan SNSD, kenapa saya keluar jalur. Selalu deh.
Saya nggak ngikutin banget Apink sih kaya ke EXO. Tapi, setiap mereka comeback selalu nonton dan dengerin lagunya. Ketika semua orang berkata, “ngefans tuh SNSD, Sistar, atau 2NE1, keren!”, saya tetep aja sama Apink. Basic-nya emang nggak suka sama girlband-girlband sexy (karena saya nggak sexy daripada sebel dan iri nontonnya malah dosa kan), sukanya sama yang ceria dan imut-imut manja. Nope. Bukan berarti saya imut dan manja HAHAHAHA. Tapi Apink kan memang ceria sekali jadi suka pokoknya deh. Walaupun dari lagu ke lagu, dari album ke album, lagunya kaya sama semua. Mirip-mirip sama Raisa pokoknya, kalau dengerin lagunya satu album beturut-turut kok ya berasa dengerin satu lagu diulang-ulang aja HAHAHAHA.
Hingga akhirnya, Apink comeback dengan lagu Only One.
Hingga akhirnya, Apink comeback dengan lagu Only One.
Bukan lagunya sih yang menarik perhatian, tapi karena konsep albumnya sekarang berjudul “Pink Revolution” dan cover-nya yang monokrom. Jauh beda banget dari Apink yang warna-warni ceria. Jadi, mereka beneran berevolusi?
Mengakhiri rasa penasaran, saya langsung meluncur ke spotify buat buka full album Pink Revolution. Pertama kalinya juga denger lagu Only One. As always sih nggak mengecewakan. Lagunya ceria dan bikin hari-hari berwarna. Tapi, di mana revolusinya? Kebiasaan nge-judge di awal Elga emang, baru denger satu lagu udah komentar. Kurang-kurangin!!!
Cuma butuh 33 menit buat menyelesaikan 9 lagu di album Pink Revolution. Dari 9 lagu, saya cuma kurang cocok sama 3 lagu yaitu “Boom Pow Love”, “Fairy”, dan “Drummer Boy”. Sisanya, bener-bener suka! Padahal album EX'ACT dan Lotto EXO aja cuma diputer sekali habis itu langsung skip. Please SM Entertaiment jangan bereksperimen ke EXO dan kembalikan warna musik EXO yang sesungguhnya!!!
( Selalu kelepasan curhatin EXO )
Sayangnya, revolusi di video klipnya “Only One” ini beneran sedikit banget. Pas awal sih memang terlihat menjanjikan dengan gaun putih yang membuat membernya terlihat lebih dewasa dan latar tempat yang super elegan (BENERAN KECE SINEMATOGRAFI PAS SCENE DI ATAS ATAP ITU). Tapi tapi tapi, ke belakangnya sama aja. Konsepnya terlalu biasa, cuma bedanya nggak ada member Apink yang ketawa-ketawa lepas dengan imutnya dan kostumnya yang terlihat lebih dewasa sih. Video klip Only One terlalu maksa in my opinion, karena member Apink dituntut jatuh cinta dengan ekspresi elegan. Terus ending-nya tuh kayak yang, "udah gitu doang?". Yaelah.
( Selalu kelepasan curhatin EXO )
Sayangnya, revolusi di video klipnya “Only One” ini beneran sedikit banget. Pas awal sih memang terlihat menjanjikan dengan gaun putih yang membuat membernya terlihat lebih dewasa dan latar tempat yang super elegan (BENERAN KECE SINEMATOGRAFI PAS SCENE DI ATAS ATAP ITU). Tapi tapi tapi, ke belakangnya sama aja. Konsepnya terlalu biasa, cuma bedanya nggak ada member Apink yang ketawa-ketawa lepas dengan imutnya dan kostumnya yang terlihat lebih dewasa sih. Video klip Only One terlalu maksa in my opinion, karena member Apink dituntut jatuh cinta dengan ekspresi elegan. Terus ending-nya tuh kayak yang, "udah gitu doang?". Yaelah.
Dengan kemasan album dan lagu yang sudah sedikit terlihat berbeda dari Apink sebelum-sebelumnya, juga konsep video klip di atas genteng, sangat disayangkan sih karena konsep keseluruhan video klipnya masih kurang nendang. Gimanapun juga, revolusinya Apink ini kan karena akhirnya pihak agensi mereka menyadari bahwa anak didiknya sedang mengalami usia transisi. Secara, anggota termuda Apink sekarang sudah menginjak umur 21 dan yang menginjak umur 23 baru aja main drama yang isinya ena-ena sama suami orang (ASTAGHFIRULLAH NA EUN!!). Jadi begitulah Apink kembali dikemas agar tetap sesuai identitas tapi lebih dewasa.
Menurut saya pribadi, album Pink Revolution ini baru teaser dari revolusi itu sendiri. Ya iyalah. Revolusi kan berubah secara perlahan-lahan.
Akhirnya, Apink berani tampil dengan sesuatu yang baru. Dari yang warna-warni nyolok mata sampai muncul dengan kemasan (kemasan kaya kaleng susu ya) album yang monokrom tapi terlihat sexy dan menunjukkan sisi Apink yang lebih dewasa. Lagu-lagunya juga boleh lah, meski kelihatannya nggak jauh beda tapi sebenarnya beda kok (JADI GIMANA) dan kualitas suara Apink di sini terlihat lebih akil baligh serta berkualitas. Mungkin konsep video klipnya yang harus dipikirin lagi. Harusnya bisa sih, menjadikan Apink lebih berevolusi tanpa menghilangkan sisi cerianya. Layak ditunggu kok album revolusi yang sebenar-benarnya.
Jadi, melihat Apink yang berevolusi ini membuat saya juga ingin berevolusi. Karena sebagai seseorang yang umurnya sama dengan Jung Eunji yang kini wajahnya sudah terlihat tua (OMG GIMANA AKU!!), sudah seharusnya saya pun bangkit dari hidup yang acak-acakan ini. Suatu pagi, saya bangun tidur dan berniat berevolusi dengan sungguh-sungguh. Saya sudah memutuskan untuk berevolusi seperti Apink. Walaupun Apink juga nggak kenal sama saya. Terserah aja. Tapi setiap manusia harus selalu tahu kapan waktunya berevolusi. Dan saya memutuskan untuk mulai berevolusi. Kembali ke jalur hidup muslimah ((( MUSLIMAH ))) yang beberapa bulan saya jalani.
Sampai saya khilaf lagi.
(ASTAGHFIRULLAH)
Akhirnya, Apink berani tampil dengan sesuatu yang baru. Dari yang warna-warni nyolok mata sampai muncul dengan kemasan (kemasan kaya kaleng susu ya) album yang monokrom tapi terlihat sexy dan menunjukkan sisi Apink yang lebih dewasa. Lagu-lagunya juga boleh lah, meski kelihatannya nggak jauh beda tapi sebenarnya beda kok (JADI GIMANA) dan kualitas suara Apink di sini terlihat lebih akil baligh serta berkualitas. Mungkin konsep video klipnya yang harus dipikirin lagi. Harusnya bisa sih, menjadikan Apink lebih berevolusi tanpa menghilangkan sisi cerianya. Layak ditunggu kok album revolusi yang sebenar-benarnya.
Jadi, melihat Apink yang berevolusi ini membuat saya juga ingin berevolusi. Karena sebagai seseorang yang umurnya sama dengan Jung Eunji yang kini wajahnya sudah terlihat tua (OMG GIMANA AKU!!), sudah seharusnya saya pun bangkit dari hidup yang acak-acakan ini. Suatu pagi, saya bangun tidur dan berniat berevolusi dengan sungguh-sungguh. Saya sudah memutuskan untuk berevolusi seperti Apink. Walaupun Apink juga nggak kenal sama saya. Terserah aja. Tapi setiap manusia harus selalu tahu kapan waktunya berevolusi. Dan saya memutuskan untuk mulai berevolusi. Kembali ke jalur hidup muslimah ((( MUSLIMAH ))) yang beberapa bulan saya jalani.
Sampai saya khilaf lagi.
(ASTAGHFIRULLAH)
Komentar
Posting Komentar