Aku melangkah pelan. Kepalaku sibuk berputar mencari jalan keluar.
Kakiku telanjang, sakit terasa ketika bersentuhan dengan ranting-ranting pohon yang gugur dalam bertahan.
Aku tersesat.
Dalam hening aku meminta tolong.
Dan dalam ketidakberdayaan, aku menemukanmu.
Ketika Tuhan mengenalkan kamu secara tidak terduga dalam kehidupanku, sejak saat itu aku tahu bahwa tiap-tiap manusia diciptakan untuk memberi makna pada kehidupan orang lain.
Sayangnya, saat meraih tanganmu aku tidak benar-benar keluar dari ketersesatan.
Aku hanya pindah tempat dalam tersesat.
Dan daun-daun tertawa memecah sunyi.
Menertawakan nasib sialku.
***
Aku sampai di dimensi lain lagi.
Bersamamu.
Kembali aku tersesat, tapi tak bingung lagi.
Ada kamu.
Kali ini angin yang membelai tubuhku seolah membisikkan kabar baik.
Tapi tunggu...
Keparat.
Aku melihat sebuah jalan, lalu kamu beranjak sendiri.
Meninggalkanku.
Aku sudah membuka mulut.
Hendak mengumpat.
Tapi tidak.
Ternyata kamu bukan bajingan.
Ada impian-impianmu yang kamu tinggalkan untukku.
Katamu, aku pun harus mempunyai jalanku sendiri, walaupun aku dan kamu berbagi mimpi yang serupa.
Kakiku telanjang, sakit terasa ketika bersentuhan dengan ranting-ranting pohon yang gugur dalam bertahan.
Aku tersesat.
Dalam hening aku meminta tolong.
Dan dalam ketidakberdayaan, aku menemukanmu.
Ketika Tuhan mengenalkan kamu secara tidak terduga dalam kehidupanku, sejak saat itu aku tahu bahwa tiap-tiap manusia diciptakan untuk memberi makna pada kehidupan orang lain.
Sayangnya, saat meraih tanganmu aku tidak benar-benar keluar dari ketersesatan.
Aku hanya pindah tempat dalam tersesat.
Dan daun-daun tertawa memecah sunyi.
Menertawakan nasib sialku.
***
Aku sampai di dimensi lain lagi.
Bersamamu.
Kembali aku tersesat, tapi tak bingung lagi.
Ada kamu.
Kali ini angin yang membelai tubuhku seolah membisikkan kabar baik.
Tapi tunggu...
Keparat.
Aku melihat sebuah jalan, lalu kamu beranjak sendiri.
Meninggalkanku.
Aku sudah membuka mulut.
Hendak mengumpat.
Tapi tidak.
Ternyata kamu bukan bajingan.
Ada impian-impianmu yang kamu tinggalkan untukku.
Katamu, aku pun harus mempunyai jalanku sendiri, walaupun aku dan kamu berbagi mimpi yang serupa.
Komentar
Posting Komentar