Bagaimana pagimu hari ini? Apakah udara dingin melukaimu saat kamu terbangun pukul empat pagi? Apakah sepi memelukmu ketika kamu membuka mata?
Semoga setiap pagi, kamu masih sempat membaca ayat suci seperti hari-harimu sebelum ini. Tersenyumlah, meski tidak ada lagi cukup waktu untuk menikmati perubahan warna langit menuju pagi atau udara segar yang biasa kamu nantikan. Jangan lupa sarapan.
Selamat malam, kekasih.
Bagaimana siangmu hari ini? Apakah lelah menyiksamu secara perlahan? Apakah kamu memiliki waktu untuk meringankan matamu yang mulai berat?
Kuharap kamu tetap sehat, meski kerasnya aktivitas mulai menggerus kehidupanmu. Kuingin kamu tetap bertahan dalam hari-hari perjuanganmu. Tersenyumlah, meski mungkin panasnya matahari merengkuh bahagiamu.
Selamat malam, kekasih.
Bagaimana soremu hari ini? Apakah tubuhmu mulai mengeluh dan hendak memberontak? Apakah kamu masih bisa bertahan menghadapi lelah yang menyerangmu perlahan demi perlahan, menghancurkan pertahananmu?
Aku ingin kamu tidak lupa untuk menengadah sekilas, melihat warna langit setiap sorenya. Kuharap dalam warna-warna yang langit persembahkan, senyummu yang mulai layu kembali ingin hidup di wajahmu. Setiap senjamu ada aku, menatap dari jarak yang tak tertempuh oleh matamu.
Selamat malam, kekasih.
Bagaimana malammu hari ini? Sudahkah kamu makan malam untuk mengembalikan tenagamu? Apakah esok kamu akan baik-baik saja setelah berbaring di kasur?
Aku berdoa agar lelah selalu lenyap dari tubuhmu setiap malamnya. Bertahanlah untuk tetap bahagia hingga hidup kembali menyenangkan. Sisakan senyummu untukku jika kita bertemu kelak.
Selamat memejam, aku mencintaimu.
Selamat memejam, aku mencintaimu.
Komentar
Posting Komentar