Sebenarnya perjalanan ini late post banget. Jadi, sebelum musim KKN tiba lalu memisahkan saya, Tondo, dan Ain, kita akhirnya memutuskan buat piknik. Seperti biasa, saya jadi koordinator piknik. Nyari tempat wisata, nentuin waktu sampai jam-jamnya. Mereka emang males banget, bahkan walau saya udah ngasih link tempat wisata kita sebelum hari H, mereka nggak mau buka. Pasrah banget, tapi kalau nyasar sedikit nyemprotnya habis-habisan.
Pada bulan Juni itu, perjalanan kita menuju ke Barat: Kulon Progo. Kita menuju kebun teh kecil-kecilan nan tersembunyi gitu. Pas lagi searching, di situ disebutkan ada air terjun juga yang bisa dikunjungi juga. Maka berangkatlah kita dengan mengandalkan petunjuk lokasi dari salah satu blog dan pasrah abis sama google map untuk menuju jalan utama ke kebun teh. Setelah itu kita bener-bener buta arah dan sempet nyasar cukup jauh. Seperti biasa, mereka ngomel-ngomel ke saya. Kan ngeselin...
“Permisi pak, mau nanya.. kalau ke kebun teh samigaluh lewat mana ya?”
“Kebun teh? Waaah... jauh mbaa.. ini lurus aja.. bla bla bla..”
“Kebun teh? Waaah... jauh mbaa.. ini lurus aja.. bla bla bla..”
Waktu nanya sama seorang Bapak, wajah beliau kaya kaget gitu dan nunjukin ekspresi nggak yakin kita bakal nyampe. Tapi so sorry pak, bukan Elga namanya kalau nggak nemu tempat wisata yang pengen banget dikunjungi. Setelah melalui jalan tanjakan dan rusak, sampailah kita di mana sejauh mata memandang, ada kebun teh. Setahu saya, kebun teh ini bukan tempat wisata, jadi kalau mau berkunjung izin dulu sama pemiliknya. Maka bertanyalah kita pada warga sekitar dan dia menyarankan untuk ke kebun teh pak siapa gitu lupa. Dan kita bener-bener diombang ambingkan. Setiap tanya ke warga tentang lokasi kebun teh pak siapa gitu, jawabannya selalu beda-beda. Untung ada mas-mas yang kita buntutin dan dia menemukan jalan ke kebun teh salah seorang warga. Setelah muter-muter nggak jelas mendakilah kita ke kebun teh yang cukup bikin ngos-ngosan.
Dari kebun teh, kita menuju ke Grojogan Watu Jonggol. Nggak bisa dibilang air terjun sih, soalnya debit air yang mengalir kecil. Lokasi parkir ke Grojogannya bisa bikin berat badan Tondo sama Ain turun 5 kg alias jauh banget. Tapi tempatnya cukup pribadi sih, pas kita sampai, rombongan mas-mas mba-mba baru pulang. Jadi kita cuma bertiga, puas-puasin curhat. Sebenernya sih saya yang cerita dan mereka semangat banget menghujat cerita saya, as always. Kita sampai Jogja lagi jam 4 sore dan memutuskan makan dulu sedangkan saya sibuk membaca pesan-pesan di grup KKN tentang pertemuan perdana. Perjalanan kali ini kerasa beda karena kita bener-bener quality time, sadar bakal dua bulan lamanya nggak ketemu.
“Kalau cari lokasi piknik sekali-kali cari jalan yang bener, yang nggak bikin rusak motor.” – Protes Tondo dan Ain. Ya kalau travelling ke tempat yang mulus-mulus aja, nggak ada tantangannya, mana seru?
Komentar
Posting Komentar