Untukku, hidup adalah perjalanan, petualangan atau cara lain Tuhan memberi tahu aku bagaimana cara bersenang-senang. Aku tahu Tuhan pasti menentukan tujuan hidupku. Aku tidak perlu mencarinya, aku hanya harus menunggu ia menunjukkannya. (Indi - Karena Cinta itu sempurna)
Itu adalah sepenggal kalimat dari buku kedua kak Indi yang berjudul karena Cinta itu sempurna. Saya tahu akan ada banyak inspirasi, motivasi, dan semangat hidup yang datang kapanpun dan dari manapun. Seperti film Hannah Montana the Movie yang memberi tahu saya kalau seberat apapun hidup, kita harus tetap menikmatinya-- karena hidup seperti mendaki, tetapi pemandangannya indah. Tidak hanya dari film, saya juga kerap mendapat banyak kalimat-kalimat bermakna dalam sebuah novel, seperti novel Karena Cinta Itu Sempurna. Membaca bukan sekadar membaca, tetapi juga belajar dari apa yang ditulis oleh penulisnya. Saya sudah membaca beberapa buku tentang cerita hidup seseorang, dan terus mempelajari arti kehidupan lewat apa yang orang lain tulis
Saya tahu akan ada banyak hal yang tidak menyenangkan terjadi dalam hidup. Mulai dari hal yang sekadar tidak disukai sampai hal yang membuat terpuruk. Saya sudah mengalami hal-hal yang tidak saya sukai, sampai hal yang membuat saya terpuruk sangat lama, dan perlu waktu untuk mengembalikan kepercayaan pada rencana Tuhan. Di saat terpuruk kita akan merasa bahwa Tuhan tidak adil, bahkan menganggap Tuhan jahat pada kita. Saya pernah melakukan hal itu, sempat membenci Tuhan. Saya menangis selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan hampir sepanjang tahun. Kala itu saya hanya masih terlalu muda untuk memahami arti kehidupan, saya juga hanya masih belum memahami hidup dari sudut pandang yang baru. Tapi saya sadari, seiring berjalannya waktu, saya selalu bertemu dengan orang-orang baru yang siap mendengar cerita saya, berbagi kisah, memberi semangat, mendoakan saya dan belajar dari kehidupannya. Menemukan orang-orang baru yang ternyata punya kehidupan yang lebih tidak beruntung dari saya, hingga pelan-pelan saya mulai bersyukur bahwa Tuhan masih begitu baik pada saya. Sejak itu saya tidak pernah melihat orang-orang yang lebih sempurna dari saya lagi, tapi selalu mengingatkan diri sendiri untuk melihat orang-orang yang lebih kurang beruntung dari saya. Cara itu sedikit berhasil, saya mulai menerapkan konsep bersyukur atas pemberian Tuhan dalam diri. Tapi saya tetaplah manusia biasa, masih sering saja mengeluh. Saya ingat betul pada masa itu, satu hari saya marah pada Tuhan, tetapi esoknya meminta maaf pada Tuhan. Lalu saya marah lagi, lalu meminta maaf lagi. Itu terjadi berulang-ulang, dalam waktu yang tidak sebentar. Tapi Tuhan sangat baik, dia tidak pernah marah pada saya walau pernah saya menangis sambil menyalahkannya. Dia tetap memberikan hal-hal baik di hidup saya.
Saya pasrah-- tidak tau harus berbuat apa, tidak tau harus bagaimana. Belajar tidak terlalu serius menanggapi apapun yang terjadi, saya sangat belajar untuk hal itu. Sekarang saya sudah cukup dewasa untuk menyikapi berbagai hal buruk yang terjadi. Dua tahun lalu saya takut tidak bisa ikut berlari bersama teman-teman SMA saat pengumuman kelulusan. Saya juga takut sekali tidak bisa kuliah. Tapi betapa luar biasa suatu kehidupan: saya tidak akan menakutkan lagi hal-hal yang belum terjadi, karena sampai hari ini Tuhan dengan sangat baik hati masih mengizinkan saya pulang pergi dari rumah ke perantauan untuk kuliah. Di awal saya selalu menanyakan hal yang sama, “nanti 5 tahun lagi, saya akan bagaimana?” dan sekarang saya sudah memasuki tahun ketiga dari pertanyaan-pertanyaan dulu, yang berarti kurang dua tahun lagi belum terjawab. Lihat betapa baiknya Tuhan pada saya, karena sampai sekarang Tuhan masih mengizinkan saya tersenyum, menikmati udara pagi sambil berlari-lari kecil.
Saya pasrah-- tidak tau harus berbuat apa, tidak tau harus bagaimana. Belajar tidak terlalu serius menanggapi apapun yang terjadi, saya sangat belajar untuk hal itu. Sekarang saya sudah cukup dewasa untuk menyikapi berbagai hal buruk yang terjadi. Dua tahun lalu saya takut tidak bisa ikut berlari bersama teman-teman SMA saat pengumuman kelulusan. Saya juga takut sekali tidak bisa kuliah. Tapi betapa luar biasa suatu kehidupan: saya tidak akan menakutkan lagi hal-hal yang belum terjadi, karena sampai hari ini Tuhan dengan sangat baik hati masih mengizinkan saya pulang pergi dari rumah ke perantauan untuk kuliah. Di awal saya selalu menanyakan hal yang sama, “nanti 5 tahun lagi, saya akan bagaimana?” dan sekarang saya sudah memasuki tahun ketiga dari pertanyaan-pertanyaan dulu, yang berarti kurang dua tahun lagi belum terjawab. Lihat betapa baiknya Tuhan pada saya, karena sampai sekarang Tuhan masih mengizinkan saya tersenyum, menikmati udara pagi sambil berlari-lari kecil.
Umur saya sudah hampir 19 tahun sekarang, dan saya sudah membuktikan sendiri tidak akan ada hal yang buruk yang tidak bisa di lewati. Saya melihat sendiri orang-orang yang memiliki hari-hari berat dalam hidupnya, tapi mampu melewatinya. Seperti kak Paramita Nilamsari, yang menjadi adalah motivator utama untukku. Kadang saya kerap merasa malu, karena mungkin keadaannya lebih tidak baik dari saya, tetapi saya selalu saja mengeluh padanya dan dia terus memberi semangat. Juga kisah hidup kak Indi yang begitu luar biasa. Mampu memanfaatkan kekurangan yang dimiliki menjadi kelebihan dengan karyanya.
Atau mau sosok orang yang lebih hebat lagi? Saya belajar dari adik kecil bernama Citra, Penderita Tumor Otak dan Skoliosis yang begitu tegar dalam menjalani hidupnya. Pantas saja Tuhan menyayanginya. Citra meninggal beberapa bulan yang lalu dengan meninggalkan semangat yang tak putus-putus.
Lihat, apa yang perlu ditakutkan? Belajar dari kehidupan banyak orang, saya benar-benar percaya bahwa tak akan ada hal buruk yang tidak bisa dilewati :))
Tak ada manusia yang terlahir sempurna, jangan kau sesali semua yang telah terjadi..Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat, sekan hidup ini tak ada artinya lagi..Syukuri apa yang ada.. Hidup adalah anugerah.. Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik..(D'massiv - Jangan Menyerah)
Komentar
Posting Komentar